Banjir bisa diprediksi dengan DJI Phantom 3 Pro
Saya tidak mengatakan contoh video yang saya buat ini dari data drone, tapi ini dari data UAV pada tahun 2013 awal. Ada 2 jenis data yang kita butuhkan untuk membuat simulasi banjir dengan software Arcgis seperti ini, yaitu data DEM dan data water level berupa boundary. Data ini bisa diambil dengan drone maupun dengan UAV jenis fixwing.
Apakah hanya dengan 2 jenis data itu saja? Tentu tidak, ada beberapa jenbis data lain yaitu data kontur. Data kontur dirubah terlebih dahulu menjadi data DEM. Untuk texturing bisa menggunakan orthofoto dari foto udara baik drone, UAV, maupun citra satelit dan foto udara konvensional. Tidak masalah, itu hanya untuk pewarnaan.
Yang terpenting dari sebuah simulasi banjir adalah kebijakan apa yang bisa diambil apabila suatu area tergenang dengan ketinggian air tententu. Apakah itu perlu dibuat tanggul, atau dibuat saluran pembuang yang belum termaksimalkan, membuat resapan dengan volume besar, atau pemindahan area yang terganggu dampak banjir. Ini tidaklah sulit sebeneranya, karena luas area dan volume banjir bisa diketahui.
Tentu saja untuk mengambil sebuah kebijakan semacam itu dibutuhkan kerjasama dengan pihak terkait, semisal dengan BNPT, DITTOPAD, Pemda setempat dan tentu saja sebelum membuat sebuah kebijakan, pastikan kita menggunakan dasar data dan informasi yang benar dan terukur. Itulah gunanya ilmu pemetaan, sebagai bahan pengambil kebijakan. Teknik membuat simulasi banjir seperti pada video diatas bisa diperoleh di pelatihan saya. Oh iya, beberapa waktu lalu saya sempat diundang untuk berbagi cerita pengalaman saya tentang pemetaan dengan UAV dan drone di DITTOPAD. Ini sebuah kehormatan bagi saya.
Yogyakarta, 17 Februari 2017