“BOUND”ARY, penting ga sih?
“Mas Sigit, seberapa penting boundary pada UAV mapping?”
Seorang client menanyakan hal semacam itu kepada saya. Tentu saja saya jawab sangat penting. Bahasan mengenai boundary ini mengacu pada workflow UAVs aerial mapping yang telah saya sampaikan sebelumnya. Boundary adalah batasan area yang akan dilakukan pemotretan udara. Apakah fungsinya hanya sebagai pembatas mana yang akan difoto dan mana yang tidak? Tentu saja tidak. Ini semacam trik kecil yang saya lakukan. Perhatikan gambar di bawah ini.
Kembali saya singgung, bahwa UAV aerial mapping tidak terlepas dari kesalahan akibat distorsi yang berimbas pada konsistensi skala foto udara. Baca disini mengenai kesalahan tersebut. Langkah kecil yang saya lakukan untuk mengurangi kesasalahan akibat distorsi dan mempertahankan data yang memiliki konsistensi skala yang sama adalah berkaitan dengan boundary. Perhatikan warna biru dari report processing dengan agisoft photoscan di atas. Saya hanya menggunakan area yang berwarna biru saja. Mengapa? Karena berdasarkan pengalaman saya, area biru tersebut yang memiliki overlap maksimum dan tingkat distorsi skala terkecil dibandingkan dengan area yang berwarna hijau, kuning dan coklat.
“Lalu kaitannya dengan boundary dimananya mas?”
Untuk menjawab pertanyaan ini, perhatikan gambar filght plan dibawah ini. Ilustrasi ini hanyalah contoh.
Garis ungu adalah boundary pemetaan yang diajukan oleh client. Sedangkan garis kuning adalah jalur terbang. Apabila saya menggunakan kamera dengan ukuran 18Mp dengan tinggi terbang 300 meter, sidelap saya rencanakan 45-50%, maka jarak antar jalur terbang dikisaran 18-200 meter dengan hasil GSD yang bisa saya dapatkan dikisaran 8.5 – 9.5 cm. Dengan asumsi tersebut saya mengatur interval shutter kamera per 75 – 85 meter. Maka sebaiknya saya lebihkan 1 jalur terbang di luar baundary terluar, dan 2 atau 3 penambahan interval shutter kamera pada baoundary terluar yang diajukan oleh client. Cara sederhana ini untuk mendapatkan area biru pada gambar pertama diatas lebih luas dan mencangkup keseluruhan boundary yang diajukan oleh client.
Alasan tersebut yang menyebabkan boundary itu penting. Selain dari alasan yang telah saya kemukan diatas, boundary juga berfungsi untuk menghitung berapa jumlah jalur terbang yang dibutuhkan, jumlah GCP yang perlu dipasang, dan tentu saja lama pekerjaan. Parameter tersebut besar kaitannya dengan dengan tarif dan harga penyelesaian pekerjaan. Bentuk boundary kotak persegi dan bentuk boundary memanjang dengan luasan yang sama, tingkat kesulitan dan durasi penyelesaian pekerjaan berbeda. Bentuk memanjang dan cenderung tidak simetris memiliki tarif dan harga penyelesaian pekerjaan yang lebih mahal daripada bentuk boundary persegi atau cenderung bulat. Terkadang banyak orang belum memahami mengapa dengan luasan yang sama, memotret jalan raya dengan kebun tarif nya bisa lebih mahal memotret jalan raya. Alasannya adalah seperti yang telah saya kemukakan di atas. Jumlah pindah tempat lebih banyak, penyelesaian lebih lama, dan jumlah GCP lebih banyak.
Anda bisa melakukan simulasi kecil dengan menggunakan varian bentuk boundary yang berbeda dan bisa melakukan perhitungan berapa jumlah jalur terbang yang harus dilakukan. Saya tampilkan bagaimana melakukan upload boundary pada mission planner. perhatikan dengan seksama gambar dibawah ini.
Untuk software GCS (ground control station) lainnya silahkan dicari sendiri fasilitasnya.
Semoga artikel ini bermanfaat.