BILINGUAL | Image calibration
PROLOG: “senadyan wonten request kakung lan putri saking negeri seberang bade engkang nguwaos artikel meniko, kawula unggah versi Indonesia lan versi inggris jowo. Mekaten kawulo aturaken tansah dipun maklumi kelawan skor toefl kawulo rodi menggemaskan.”
Idealnya sebelum melakukan pemetaan udara, dilakukan kalibrasi lensa kamera untuk mendapatkan parameter yang berguna untuk koreksi akibat distorsi radial dan distorsi tangensial. Saya bukan ahli dalam dunia fotografi dan kalibrasi kamera, jadi saya tidak akan membahas apa itu distorsi radial dan distorsi tangensial. Berdasarkan pada apa yang saya pelajari untuk pemetaan udara dibutuhkan kalibrasi pada lensa kamera, baik kamera metrik maupun kamera non metrik. Kalibrasi pada kamera metrik dilakukan pada lensa kamera dengan memasang semacam pengunci yang tidak mengubah focal lenght. Kalibrasi kamera dilakukan sebelum terbang dan sesudah terbang. Pada percobaan pertama saya dengan kamera Canon S100, terjadi perbedaan nilai k, c, dan p. Tiga nilai tersebut berkaitan dengan distorsi radial dan distorsi tangensial. Terjadi perbedaan nilai parameter kalibrasi sebelum dan sesudah terbang. Saya kurang paham apakah perbedaan nilai tersebut disebabkan efek benturan ketika landing, atau karena jenis kameranya. Nilai kalibrasi dimasukan ke software sebelum dilakukan proses data. Karena alasan tersebut, kalibrasi gambar yang menurut saya bisa diterapkan disini. Minimal 4 jalur terbang dengan overlap 80% dan sidelap 60 %. Minimal 6 foto untuk setiap jalur. Syarat ini saya dapat dari minimal requirement yang disebutkan oleh software APS Menci. Mungkin di software lain seperti agisoft photoscan dan pix4d juga sama. Mengapa overlap dan sidelapnya besar sekali? Jawabannya sederhana, pada 1 frame foto yang terpakai dan memiliki distorsi terkecil berada di tengah foto dengan area sekitar 30-45%. Sesuaikan jenis kamera dengan nilai kalibrasi. Data ini akan digunakan untuk processing pada pemetaan udara dengan kamera yang sama. Cara ini sederhana, namun tidak ada salahnya dicoba agar data UAV makin baik kualitasnya. Gambar dibawah ini merupakan nilai kalibrasi kamera dengan menggunakan software agisoft photoscan professional. |
Ideally before performing aerial mapping, calibration of the camera lens to obtain useful parameters for correction due to radial distortion and tangential distortion. I am not an expert in photography and camera calibration, so I’m not going to discuss what is the radial distortion and tangential distortion. Based on what I have learned for aerial mapping required calibration on the camera lens, both metric and non-metric cameras. A metric camera calibration is done on the camera lens by installing some kind of lock that does not change the focal length.
Camera calibration is done before and after flying. On my first research with the Canon S100 camera, there is a difference value of k, c, and p. Three grades are related to radial distortion and tangential distortion. There is a difference calibration parameter values before and after the flight. I do not understand what the difference is caused by hard landing, or type of camera. I input calibration parameter before data processing. For this reason, I think image calibration can be applied here. Minimum 4 fly lane with 80% overlap and 60% sidelap. At least 6 photos for each lane. The requirement is specified by aerial photogrametry software Menci. Perhaps in other software such as agisoft photoscan and pix4d same. Why do I use the value? The answer is simple, a picture area is used around 30-45%. The smallest distortion is in the center of the photo with the area. Pairing the type of camera with a calibration value. This data will be used for processing on aerial mapping with the same camera. This method is simple, but there is no harm in trying to make the data UAV the better the quality.The image below is a camera calibration values using photoscan agisoft software professional.
|