Pointclouds review “Agisoft, Pix4D, & APS”
Kesibukan yang membuat saya harus sering berada diluar kota hingga web ini sedikit terlupakan. Kali ini saya sedikit mereview beberapa software olah foto udara format kecil automatis dengan data masukan dari drone atau UAV. Spesifik temanya adalah di “how the algoritm of these software do DSM generation”. Singkatnya bagaimana software-software tersebut men-generate data piksel menjadi data vektor berupa titik atau lebih dikenal dengan nama pointclouds. Anda bisa mendapatkan bahasan singkat tentang pointclouds disini.
Pointclouds yang dihasilkan di area terbuka tanpa vegetasi tanpa bangunan dan obyek selain ground, tidak menjadi masalah ketika diturunkan menjadi DTM. Namun untuk area yang banyak bangunan dan vegetasi, pointclouds hasil pengolahan data drone atau UAV jadi masalah tersendiri ketika akan dibuat menjadi DTM. Perhatikan gambar dibawah ini.
Ini adalah point clouds yang dihasilkan oleh software Agisoft Photoscan Pro. Tipikal dari pointclouds nya adalah dinding bangunan atau vegetasi yang tersambung dari bagian atas hingga ke bagian ground atau tanah. Untuk keperluan filtering atau klasifikasi ground dan non ground, jenis pointclouds seperti ini dibutuhkan skill khusus untuk bisa dijadikan DTM yang akurat. Seringnya ada bagian yang tidak bisa dibuat secara automatis, sehingga konturnya masih sebagian merupakan kontur DSM yang di potong tidak mencapai ground. Namun dengan software ketiga yang dedicated menangani data pointclouds seperti software laser scanner maupun software lidar bisa mengatasi masalah ini. Tentunya dibutuhkan skill khusus untuk mengolahnya.
Tingkat kerapatan pointclouds bisa diatur, hanya saja untuk pilihannya bukan input numerik, default software yang diterjemahkan ke dalam bahasa dalam low, lowest, medium, high, dan highest. Highest adalah pilihan dengan tingkat kerapatan titik yang paling tinggi. Pilihan ini mensyaratkan kemampuan hardware sangat tinggi.
Gambar disamping ini adalah pointlcouds yang dihasilkan oleh softwara Pix4D dekstop. Perhatikan bagian dinding-dinding obyek non ground seperti banguna dan vegetasi. Berbeda dengan pointclouds pada Agisoft photoscan pro, pointclouds dari software ini tidak semua bangunan memiliki dinding, namun tidak 100% vegetasi melayang tanpa dinding. Masih ada dinding yang terbentuk pada sebagian bangunan dan vegetasi. Artinya apa? Untuk pembentukan model DTM hasilnya akan lebih smooth dan lebih mudah, bahkan tidak memerlukan skill khusus dan software ketiga seperti software lidar maupun laser scanner. Namun sebagian spike masih ada, walau dalam jumlah kecil. Data ini lebih memudahkan user untuk membuat kontur dengan hasil yang maksimal tanpa melibatkan software ketiga seperti yang saya sebutkan diatas. Berikut ini saya tampilkan model DTM dimana vegetasi dan bangunan telah dibuang.
Spike masih ada meski sudah berkurang banyak, hasil konturnya adalah kontur ground. Ini tentu memudahkan user dalam membuat DTM tanpa harus menggunakan software ke 3. tanpa perlu skill khusus. Namun software ini mensyaratkan sepsifikasi komputer yang sangat tinggi untuk area yang luas. Dan juga waktu lebih lama daripada software pertama yang saya sampaikan sebelumnya.
Berikutnya adalah poinrclouds dari APS. Perhatikan dinding-dinding bangunan dan vegetasi. Tidak ditemukan adanya dinding yang tersambung dari bagian atas bangunan atau vegetasi ke ground. Ini jenis pointlcouds yang memudahkan user untuk membuat DTM tanpa menggunakan software ketiga. Pada Pix4d kerapatan point dapat diatur baik high random, atau model grid. Berbeda dengan software yang satu ini. Tidak tersedia pilihan untuk pembentukan pointclouds mode random seperti di agisoft maupun pix4D. Hanya mode grid dengan input numerik untuk mengatur tingkat kerapatan pointclouds. Secara kasat mata memang lebih nyaman dipandang, karena lebih teratur poitcloudsnya. Dan ukuran datanya apabila menggunakan format lidar LAZ lebih kecil dibandingkan dengan pointclouds dari kedua software diatas. Walaupun tidak berkaitan secara langsung. Namun yang menjadi sorotan saya adalah model griding dan akurasi posisi pointclouds yang menurut saya sendiri bisa dikatakan lebih baik dari 2 software yang saya jelaskan sebelumnya. Jumlah noise yang terkandung di setiap data juga sangat sedikit. hampir tidak ada. Kelemahannya ada pada area air, sering pointcloudsnya tidak terbentuk apabila permukaan airnya cukup luas. Dan software ini berjalan lebih lambat dari 2 software sebelumnya. Berikut ini saya sampaikan model DTM dan konturnya.
Tidak ditemukan adanya spike, pembentukan DTMnya halus, sehingga garis kontur juga halus. Sebagai gambaran tingkat kedetilan dalam mengenerate data pointclouds dari APS, berikut ini saya tampilkan pembentukan profil melintang pada area bangunan rumah.
Berikut saya sampaikan detil mengenai data dan sepsifikasi hardware yang saya gunakan pada tulisana ini.
Data Foto udara UAV dan Hardware
- Kamera 18 Mp
- Tinggi terbang relatif 200 m
- GSD 5 cm/piksel
- Software Agisoft photoscan Pro, Pix4d desktop, APS Menci
- Processor i7 7700 HQ 2.8 Ghz
- RAM 64 GB DDR4
- VGA Nvidia GTX 1070 8 GB VRAM
- Storage SSD M.2 + SSD
Semoga bermanfaat.
Yogyakarta, 11 Oktober 2017